Summary 7


SAMBUNGAN RANGKUMAN / SUMMARY 6

Diusir Secara Ramai-Ramai
Tampak Roby terlihat senang dan puas mendengar dan memperhatikan sikap Hadi dan keluarganya seperti itu. Roby jauh-jauh dari Kalimantan datang ke Jakarta memang sengaja akan mendepak aku dirumahnya Hadi itu sekaligus menjadi pasangan kumpul kebonya Hadi itu pula. Aku yang masih sakit dan lemas hanya dapat ternganga dan tidak dapat berbicara bagaikan dihajar dengan sikap dan kata-kata oleh mereka. Rasanya hati dan perasaan ini tidak karuan sekali dihadapan mereka itu.
“SEMUA PAKAIAN SI RICKY BUANG AJA ATAU KASIHIN SAMA ORANG LAIN..! MEREPOTKAN..!!” Kata Warti. “LU GANGGU GUA DAN HADI AKAN GUA HAJAR LU.! DAN KALAU LU MACEM-MACEM SAMA GUA, TUNGGU TANGGAL MAINNYA GUA AKAN BALIK KE KALIMANTAN DAN TUNGGU DALAM SEPULUH HARI AKAN TERJADI APA-APA..!!” Kata Roby kini terdengar mengancamnya pula. “DAN AKU ADA PESAN DARI MBAK SARI; STOP SAJA SEGALA URUSAN SAMPAI DISINI, MAS RICKY..! SILAHKAN TINGGALKAN TEMPAT KONTRAKAN INI..!! AKU HANYA MENYAMPAIKAN PESAN ITU SAJA LOH, MAS..!!” Kata adik ipar Mbak Sari bernama Warni itu. “BIAR TAHU RASA LOH..!!!. CEPAT PERGI SEKARANG JUGA, RICKY..!! TAHU RASA LOH GA BISA NGAPA-NGAPAIN TANPA GUE..!!!” Kata Hadi kini seperti tidak memiliki hati dan perasaan.
Kini Hadi dan keluarganya benar-benar terpengaruh oleh magic yang tedapat dan terselip dikening tubuh wajah Roby itu. Memang berdasarkan informasi yang aku dapat kekuatan dan pamor juga pengaruh magic Roby itu sama dengan kewibawaan dan seramnya hewan macan itu. Pamor dan kekuatannya sangat luar biasa sekali dapat mengalahkan siapa saja yang dihadapinya itu. “HHMMH… TAHU RASA LOH..!” Gumam Roby sinis. “SORRY, RICK, GUE UDAH ATUR SEMUANYA.! CEPAT PERGI SEKARANG JUGA..! TAHU RASA LOH..!!!” Kata Hadi tersenyum sinis pula membuatku semakin ternganga dan tak dapat berbicara satu patah katapun juga karena kaget 1000% Hadi bisa menjadi berbalik seperti itu. 
 
Para tetangga juga hingga merasa pada kaget dan heran. Aku semakin merasa sakit hati dan perasaan ini hingga tidak dapat berbicara sepatah katapun menahan emosi dan amarah itu, mulut seakan-akan ditutup dan hanya menganga dan tidak dapat berbicara sepatah katapun juga. Hanya air mata yang mengalir tanpa henti dari jawaban kesedihan dan kepedihan hati yang terluka ini bagai disayat-sayat oleh menda yang sangat tajam luar biasa. Hati dan perasaan ini rasanya sakit sekali menghadapinya itu dan semuanya sangat diluar dugaan, aku tidak mengira dan tidak menyangka sedikitpun jika pada akhirnya Hadi yang selama ini aku sayangi dan aku bantu juga bertindak seperti itu. Bahkan Roby juga mengancamku pula sebagai warga Pulau Jawa ini demi sosok Hadi itu dalam ketidak sadarannya karena Hadi itu juga pacarku. Bersamaan dengan itu pula memang aku sedang tidak memiliki uang sedikitpun juga, dan Hadi pada tidak mau tahu tentang itu. Dan demi Tuhan diluar juga masih sedang hujan berlangsung sangat deras. Aku hanya menganga dan rasanya sukar untuk dapat berbicara walau hanya satu katapun, yang ada rasa sakit diseluruh tubuhku ini semakin menjadi-jadi bagai dampak disambar petir petang itu  juga. Air mata mengalir tanpa henti seiring air hujan juga berjatuhan.
Karena tidak ada pilihan lagi, aku terpaksa pergi dari kontrakan itu hanya membawa laptop dalam satu ransel saja, pakaian juga hanya yang dipakai saja, semua pakaian dan perlengkapan kerja dikantor dulu miliku masih banyak didalam kontrakan itu termasuk semua perlengkapan seperti jubah-jubah tokoh dan segala perlengkapan lainnya untuk promosi buku aku itu terpaksa harus ditinggalkannya, juga mesin jahit seharga Rp. 2.500.000,- bekas membuat jubah-jubah tokoh dalam buku fiksi genre fantasy itu. Aku melangkahkan kaki sambil menangis disaksikan oleh para tetangga itu yang aku lihat juga tetangga itu ada yang meneteskan air mata kesedihan pula sambil berbicara tanpa kata sebagai bahasa isyaratnya itu.
Tetangga itu ada yang melarangku pergi tapi apa mau dikata tidak ada pilihan lagi dan tidak ada tempat lagi, karena aku juga dalam sakit hatiku ini memberikan keleluasaan pada Hadi untuk dapat bercinta dengan gaya orgy dan threesome dalam freesex-nya sesuai dengan keinginan Hadi itu karena menurut sumber informasi yang dapat dipercaya dan dapat dipertanggung jawabkan itu kini Hadi semakin banyak pacar Gay/Bisex-nya itu pula. Aku melangkahkan kaki dibantu tongkat disaksikan para tetangga yang pada menatapku dengan hampa dan iba serta disertai air hujan juga termasuk petir, dan aku mulai merasakan jika dalam diriku ini seperti tidak memiliki perasaan, yang ada rasa sakit sekali. Aku menangis sepanjang perjalanan melangkahkan kaki bersama derasnya air hujan karena kini aku tidak dapat naik angkot atau taxi sebab aku benar-benar tidak memiliki uang sedikitpun juga.
Kini aku menjadi memiliki rasa kesal dan sesak pada semuanya termasuk pada Oom dan para orang pintar yang lainnya karena menurut dataku juga mereka pada memback-up keluarga Hadi itu. Sepanjang jalan aku melangkah aku menangis dan rasanya asing juga ling-lung dan tidak dapat berkonsentrasi aku harus kemana juga. Kini aku benar-benar bagai orang gila dan fikiran menjadi kacau, tidak dapat konsentrasi kembali karena menahan sakitnya hati dan perasaan yang luar biasa ini. Karena hujan semakin deras dan langkahku tidak jelas ingin pergi kemana, aku terpaksa singgah disalah satu mesjid kawasan Lubang Buaya pula sambil menunggu hujan reda. Aku tidak perduli walau orang-orang telah pada larut dalam keheningan petang hari dan derasnya hujan itu dirumahnya masing-masing. Aku seorang diri di mesjid dalam keremangan malam karena lampu-lampu mesjid pada telah dimatikan oleh pengurusnya karena kini telah larut malam namun hujan masih berlangsung sangat deras disertai petir yang terdengar sangat mengelegar dan sangat menyeramkan pula. Mengapa aku diciptakan Tuhan dan dilahirkan harus seperti ini? Aku menangis pilu seorang diri di dalam mesjid itu sambil merenung dan berfikir dalam sekali disertai air mata kepedihan pula.
Hujan tetap deras dan waktu bergulir terus sehingga akhirnya aku juga rehat malam di selasar mesjid itu, rebahan hanya beralaskan Koran saja dan tidak dapat tidur hanya menangis dalam kepedihan itu ditemani nyamuk-nyamuk yang berisik dan gatal-gatal jika pada menggigit tubuhku ini. Rasa dingin semakin menusuk tubuhku yang telah lemah dan sakit ini rasanya semakin tidak karuan. Aku baru dapat menyadarinya jika semua itu telah diatur dan direkayasa oleh Hadi dan Roby itu. Jika memang Hadi memiliki hati dan perasaan tidak akan pernah bertindak seperti itu. Aku menyesal mengapa aku hingga dipecat kerja dan puasa serta berdo’a tanpa kenal lelah untuk Hadi agar Hadi dapat ke Jakarta kembali sementara endingnya sangat menyakitkan juga. Buat apa aku ke Oom itu jika memang Oom juga berpihak pada keluarganya Hadi itu? Mengapa aku yang disalahkan dan mengapa tidak pada bertanya masalahnya apa? Dan siapa yang bertanggung jawab secara moral? Mengapa Hadi hanya mementingkan sex saja sebagai sosok Hypersex Gay demi dapat bercinta dengan berbagai gaya dan cara dalam kebebasan sex dan/atau Freesex Gay itu bersama para laki-laki idaman lainnya yang selalu silih berganti terus?
=====o0o=====

Striptis Dance & Gay Party
            Namun anehnya kini tampak; Bobby, Rizal, Diaz, Ronald, Marteen, dan Alex juga pada datang ke tempat itu membuatku kaget dan senang pula, sementara para petugas hotel itu pada keluar kembali setelah mengantarkan para tamunya itu. Tampak mereka masih pada Office Looking karena mereka pada dari tempat kerja langsung menembus PPIV Room sesuai dengan janji mereka itu, mereka terlihat tampan-tampan dan bersih-bersih juga terlihat layaknya laki-laki pada umumnya tidak terlihat jika mereka itu pada memiliki kelainan Gay/Bisexual/Heterosexual itu. Percakapanpun kini mulai terasa hangat dan seru bahkan membuat orang menjadi ingin tertawa pula karena mereka pada suka bercanda pula disertai makan sesuai dengan menu pesanan yang telah dipesan pula. 
Bahkan percakapan kini bercampur Bahasa Inggris karena disana ada Alex dan Adam dari Malaysia yang tidak lancar berbicara Bahasa Indonesia-nya. Alunan musik juga kini mulai terdengar diawali dengan bunyi suara musik dari ruangan sebelah itu. Dan ketika aku menatap salah satu meja kecil dipojok dekat lemari pakaian tampak disana ada ransel Alex dan satu ransel lagi, beserta sepatu dan perlengkapan lainnya membuatku berfikir dalam pula, lalu aku menatap Alex dan Adam itu yang sedang seru ngobrol dengan yang lainnya itu sementara kupingku mendengarkan Music Dance dari ruangan sebelah yang semakin terdengar sangat enak didengar pula, bahkan semua temanku terlihat pada saling bergerak-gerak seperti sedang menikmati alunan musik itu pula dalam pertemuan itu.
          Tepat sekitar jam 23:00 WIB., Giri berbicara. “Hi friends. Let’s go to the floor.!” Kata Giri sambil membuka pakaiannya itu membuatku kaget pula karena kini musik dikamar sebelah juga semakin hot dan semakin memancing gerakan-gerakan badan pula sekalipun orang sedang sakit. MC juga terdengar cukup keras disertai sorak-sorak kebahagiaan dalam floor itu. “Mas Ricky. Kita kesana sekarang. Tapi peraturan acara ini kita semua tidak boleh pakai pakaian lengkap. Lihat si Giri itu udah siap ke floor.” Kata Bobby tersenyum menatap Giri, tampak memang Giri udah membuka semua pakaiannya kecuali tinggal hanya celana dalamnya saja. Terlihat Giri sambil jogged-joged layaknya orang sedang berjoged pula sambil ketawa-ketawa dalam senangnya itu. “Cepat Mas Ricky buka pakaiannya. Udah sembuh kan?” Kata Giri itu percaya diri sambil jogged-joded menyesuaikan dengan musiknya itu.
Karena aku tidak enak sama yang mengundangku dan aku juga ingin tahu, secara perlahan-lahan aku membuka pakaianku juga disaksikan oleh Niko itu yang memang menyukaiku juga. Tampak kini semuanya pada menatapku sambil pada membuka pakaiannya itu juga termasuk Alex dan Budi itu pula. Aku ditatap oleh semuanya agak riskan juga apalagi kini hanya aku dan Rendy yang berbulu dada hingga perut ini. “Bang. Jangan jauh-jauh dari aku, Bang.” Kata Niko menatapku sangat tajam sekali membuatku serba salah disaksikan oleh mereka itu. “Kita kesana bersama kan?” Kataku. “Ya. Sekarang kita kesana.” Kata Bobby yang juga tubuhnya sangat tinggi juga. Kini rombongan itu smuanya hanya pada memakai celana dalam saja, terlihat yang sexy dan membentuk badannya itu adalah Niko dan Budi mungkin karena mereka itu ABRI dan Polisi, yang pada sedang cuti juga, serta Rendy terlihat sexy juga. Semua pakain itu pada ditinggalkan dikamar itu dan kini Giri yang melangkah paling dahulu ternyata terdapat pintu kedua yang dapat langsung ke ruangan sebelah itu. “Let’s go to the party everyone.!” Kata Bobby riang sekali. “Yup. Let’s go to dance party. I love it. Come on everyone.!” Kata Giri sambil berjoged-joged pula penuh dengan percaya diri. Kini rombongan Rendy itu pada bergegas hendak memasuki ruangan disebelah yang telah ramai oleh bunyi suara Music Dance Party itu, menambah semangat rombongan itu pula.
Dan ketika kami pada memasuki ruangan itu, ternyata bukan ruangan kamar yang telah dipesan itu, tapi yang dikatakan dance floor itu sendiri. Aku baru menyadarinya jika arsitek floor itu dirancang secara khusus dan dikelilingi kamar-kamar itu sebagai para tamu hotel itu sendiri dengan penjagaan yang sangat super ketat pula. Terlihat para Man Escort dan para Bodyguard juga badannya sexy-sexy dan pada membentuk hingga lekukan-lekukan ditubuhnya jelas sekali, pada terlihat six-pack semuanya. Badannya tinggi-tinggi dan tampan-tampan pula bahkan banyak juga yang seperti warga blasteran. Aku sendiri sempat terhenyak menyaksikannya itu karena di floor itu telah penuh dengan para laki-laki tampan semuanya. Niko yang ABRI dan Budi yang Polisi juga ditempat itu dapat membaur dan tampak seperti yang lainnya badannya sama saja bahkan didalam floor itu pada tampan semuanya dan pada tinggi semuanya pula membuatku heran namun aku tahan agar tidak dikatakan kampungan.
Aku sendiri berjalan dipegang oleh Niko yang sedang pendekatan padaku ini. Lagipula badanku masih rentan khawatir akan terjatuh pula, sementara disebelah kananku, Budi itu dan yang lainnya bagaikan para pengawalnya pula berjalan sambil mendekati table yang telah dipesan pula, dekat pintu PPIV Room itu sendiri yang dijaga oleh para Bodyguard ganteng yang hanya berpakaian celana dalam juga dilengkapi sepatu yang langsung menutupi betis hingga pahanya itu. Lampu-lamu terlihat pada menyala silih berganti-ganti sesuai dengan rancangan spotlight dan ruangannya termasuk sinar-sinar laser yang menambah hiruk-pikuknya didalam floor itu.
Aku dapat menyaksikannya bahkan banyak yang pada berganti pasangannya masing-masing termasuk hingga pada berciuman di floor dan di sofa-sofa itu sendiri. Adegan-adegan triping juga kini menjadi bagian dari acara Gay Party itu yang dipandu oleh MC itu yang terdengar mengharapkan jika para tamunya agar pada membuka seluruh pakaiannya itu tanpa kecuali. Dan benar juga tidak lama kemudian kini ada beberapa orang yang pada melepaskan celana dalamnya itu dan kini pada telanjang tanpa terlihat sehelai benangpun yang terlihat sosok badan manusia dan bulu-bulu hitam itu dengan lekuk tubuh-tubuh sexy itu pula. Yang membuatku heran kini satu persatu para tamu yang Gay/Bisex itu pada melepaskan celana dalamnya hingga terlihat bagaikan aku hidup di dunia Gay/Bisex itu sendiri. Ada yang langsung berciuman dan lain-lainnya sementara para Man Escort masih pada menari Striptis di atas panggung pula tanpa mengenal lelah, yang ada terlihat enjoy saja dengan gayanya itu.
Aku hanya duduk menarik nafas panjang sambil minum Jack Daniels dicampur Tequila serta ramuan yang lainnya itu yang rasanya cukup aneh pula. Aku juga menatap Budi yang enjoy berjoged dengan Bobby, bahkan berganti dengan Diaz juga sebaliknya dengan Niko itu sendiri termasuk dengan Alex dan Adam bahkan dengan Fedro, Marteen, Ronald dan yang lainnya. Ada juga yang langsung pada saling berkenalan di floor itu juga membuatku dapat kesimpulan ternyata dalam acara-acara seperti ini kaum Gay/Bisex itu dapat saling berkenalan satu dengan yang lainnya dan dapat menambah jaringan pula.
Acara Gay Party semakin pagi semakin ramai dan semakin hot karena para Man Escort juga disamping pada diberi uang tips, kini semuanya pada melepaskan celana-celana dalamnya pula. Terlihat alat vitalnya hingga pada terlihat jelas dan lekuk-lekuk ditubuhnya sangat jelas pula tersorot oleh lampu-lampu yang telah diatur sedemikian rupa. Baik di atas panggung maupun di floor kini semuanya pada telanjang termasuk yang masih pada duduk-duduk bersama pasangannya masing-masing pula. Dan para Mas Escort juga masih tetap menari modern terlihat sangat menarik.
Dan kini dalam setengah sadar aku dapat menyaksikan jika Rendy itu ternyata BF-nya Adam itu terlihat pada berciuman dengan mesranya bahkan berpelukan secara bersama pula disusul dengan Alex yang berpelukan dan berciuman dengan Bobby juga dan Niko bersama Budi, Diaz bersama Rizal, bahkan saling bergantian kembali. Bersamaan dengan itu juga para Man Escort juga di atas panggung itu pada berciuman dan saling berpelukan juga saling merangkul dalam pelukan dan rangkulan mesra-nya itu termasuk mereka pada memegang alat vital pasangannya masing-masing pula membuat semakin meriah acara itu. Acara Gay Party itu sungguh sangat diluar dugaan, kini ada yang membawa coklat cair yang dibalurkan pada tubuh Man Escort itu lalu pada dijilatnya oleh pasangannya itu hingga berciuman pula dan bahkan seperti bercinta di atas panggung itu juga diikuti oleh kaum Gay/Bisex yang lainnya juga. Bahkan ada juga yang alat vitalnya dibaluri coklat cair itu, lalu dijilatin pula oleh kawan-kawannya itu disertai sorak tawa para tamu, karena ternyata alat vital Man Escort itu juga menjadi bangun. Bersamaan dengan itu kini Rendy dan Alex juga Adam berjoged sambil melangkah kekamar itu menembus para bodyguard yang sedang bertugas disamping kursiku ini.
Karena aku ingin tahu, secara perlahan-lahan aku permisif pada petugas itu lalu masuk ke PPIV Room itu, dan tampak kini Rendy yang terlihat ganteng itu sedang pada berjoged diatas mini stage yang terdapat di dalam PPIV Room itu juga. Terlihat Rendy dan Alex juga Adam yang sama-sama ganteng pada asyik berjoged bertiga seperti tidak ada beban hidup. Dan kini layar background-nya juga telah link dengan acara Gay Party itu sendiri, terlihat sama dengan yang sedang berlangsung di dalam floor itu pula. Dan mereka juga sama-sama melihatku yang berpura-pura aku ingin ke restroom pula namun mereka sangat cuwek dengan dunianya itu. Sepuluh menit kemudian aku keluar kembali dari restroom itu, namun kini tampak mereka pada sedang bercinta dengan gaya threesome di atas mini stage itu. Terlihat mereka sangat menikmatinya dan saling mengisi satu dengan yang lainnya pula. Aku baru dapat menyadarinya ternyata memang mereka itu pasangannya pula. Tampak mereka sangat menikmatinya dan kini malah pada langsung bercinta di atas tempat tidurnya itu sendiri secara threesome pula. Aku hanya merenung sambil berbaring ditempat tidur yang satunya, karena kamar telah di booking untuk beberapa hari dalam acara Gay Party itu sendiri.
Pada malam kedua, acara Gay Party itu terulang kembali namun kini disertai oleh para Man Escort yang pada menari Striptis sangat erotic sekali bahkan memilih para tamunya dengan cara di lotre dengan nomor tamu itu sendiri, kini Bobby mendapat lotre itu. Dan yang terpilih harus dapat menari atau berdisco di atas panggung bersama para Man Escort itu yang terlihat tampan-tampan, diperbolehkan mencium dan memeluk juga menjilati para Man Escort itu sendiri di atas panggung itu. Bahkan ada juga tamu yang dibaluri oleh minuman lalu diminumnya dengan cara dijilatin tubuhnya, hingga alat vitalnya pada bangun juga. Kini terlihat para kaum Gay/Bisex itu juga masih sama tidak pada memakai pakain satupun bahkan terlihat semuanya pada telanjang bulat, kecuali para petugas dan/atau para Bodyguard itu sendiri yang bertanggung jawab untuk menjaga dan mengamankan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dari pihak luar yang tida sefaham dengan acara itu.
Para pemenang lotre itu juga walau duduk di kursi pandu itu tidak memakai celana sama sekali namun mereka enjoy saja dengan acaranya itu, Bobby juga yang sangat tinggi badannya hingga terlihat alat vitalnya kemana-mana dan panjang sekali ukurannya itu menyesuaikan dengan tinggi badannya itu pula.
Hari ketiga, acara Gay Party itu menampilkan sajian acara menari Striptis para Man Escort kini dipadukan dengan beberapa Lady Escort pula. Dan para Lady Escort juga terlihat sangat cantik dan badannya pada langsing, berambut panjang, dan hanya pada memakai celana dalam serta bra saja serta sepatu kulit hingga menutup paha berwarna hitam berasesoriskan payet swarosky hingga terlihat gemerlap tersinari lampu spotlight dan sinar-sinar laser. Terlihat para Man Escort dan para Lady Escort itu menari Striptis sangat elegan dan menarik sekali. Silih berganti pasangan dan disesuaikan dengan acara itu sendiri. Namun tetap sepertinya para Lady Escort itu hanya pelengkap saja karena di atas panggung itu malah penampilan para Man Escort itu seperti yang sedang pada berpacaran dengan sesama Man Escort itu sendiri bahkan sesekali pada berciuman juga, baik dengan para Man Escort itu sendiri Maupun dengan para Lady Escort itu pula dalam kebebasan Gay Party itu sendiri.
Dan tepat sekitar jam 03:00 pagi dini hari, kini tampak sepatu para Lady Escort itu pada dilepasnya secara bersamaan juga diikuti oleh para Man Escort yang turut melepaskan sepatu kulitnya yang hingga paha juga, lalu mereka pada berganti pasangannya dan saling berciuman dengan para Lady Escort juga para Man Escort itu sendiri. Tampak para Lady Escort juga pada berciuman dengan para Lady Escort itu sendiri dalam telanjang bulatnya itu. Kini di atas panggung itu para Man Escort dan para Lady Escort itu pada telanjang bulat dan masih menari Striptis dengan gaya barunya dipadukan dengan saling bercinta pula, saling berganti pasangan. Kadang-kadang dengan para Man Escort itu sendiri dan kadang-kadang dengan Lady Escort itu sendiri, terlihat kompak saling berganti pasangan di atas panggung yang sangat meriah itu.
Semakin lama, penglihatanku pada bercinta gaya freesex dan gaya sex orgy para Gay dan para Bisex itu semakin serasa remang-remang namun aku masih ingat dan dapat melihatnya. Dan fikiran dalam kepalaku semakin agak kurang konsentrasi namun secara tubuhku aku masih dapat mengingat dan merasakan apa yang terjadi, dapat merasakan bunyi suara, dapat merasakan mendengar orang-orang yang pada sedang pada sedang berbicara beserta bunyi suara music house itu.
Badanku kini lemas mungkin karena kedinginan karena aku hanya memakai celana dalam saja sesuai dengan para undangan yang lainnya dan mulutku sukar untuk dapat berbicara kembali, atau mungkin karena akibat dampak alkohol itu. Malah yang lain secara terang-terangan pada telanjang bulat dan pada bercinta sesuai dengan pilihan pasangan masing-masingnya, sama dengan yang sedang terjadi didalam PPIV Room degang Gay Party Orgy-nya itu.
Tidak lama kemudian Giri menghampiriku sambil berbicara. “Mas Ricky. Bisa gabungkah dengan kami?” Tanya Giri sambil jogged-joged, dan tampak terlihat penisnya juga bergerak-gerak kesana-kemari dihadapanku yang lemas tubuhnya ini. Karena aku tidak dapat berbicra dan hanya dapat dengan bahasa isyarat, aku hanya mengeleng-gelengkan kepala saja sambil tersenyum dan tatapanku pada Giri itu. “Kenapa, Mas? Asyik loh, Mas.!” Kata Giri sambil tetap berjoged-joged didepanku  bahkan sengaja sambil mendekatkan badannya padaku, lalu meraba-raba dada dan perutku yang berbulu ini. Tapi aku hanya dapat mengeleng-gelengkan kepala karena aku kini tubuhku lemas sekali dan tak berdaya apa-apa lagi, bahkan kini bicarapun tak mampu, namun perasaan dan pandangan masih dapat memandangnya pula. Badan rasanya lemas semuanya tangan juga tak dapat bergerak apalagi berjoged atau bercinta dalam sex orgy atau freesex, jelas tak mungkin sekali aku melakukannya itu.
=====o0o=====

Diperkosa Teman Bisex Sendiri
Mendapati aku hanya mengeleng-gelengkan kepala dan senyum pada Giri, lalu Giri memeluk tubuhku sambil berbicara. “Mas. Rebahan dan tidur saja ya, Mas Ricky. Sini aku bantu berdiri.” Kata Giri sambil membantu mengangkatku berdiri. Dan kini pelukan hangat juga terjadi dengan Giri itu sehingga Giri terlihat sejenak agak berhenti sambil merasakan pelukanku itu, padahal aku tidak dapat berdiri dan lemas, bukan memeluk erat karena sama-sama Bisex juga. Aku dan Giri melangkah secara perlahan-lahan ke tempat tidur yang sangat lebar dan besar itu, dan aku direbahkan oleh Giri. Padahal di tempat tidur sebelahnya ada Rendy dan Alex juga beberapa Man Escort dan Lady Escort pada sedang bercinta Bisex itu. Aku tidak dapat mengatakan terima kasih dan hanya tersenyum sambil manggut saja sebagai bahasa isyarat itu. Namun tampaknya Giri salah faham, tampak Giri dengan senangnya lalu berjoged-joged sambil melepaskan celana dalamku ini sehingga aku kaget pula namun tak berdaya. Aku hanya geleng-geleng kepala karena maksudku bukan itu. Tapi Giri malah tetap saja enjoy meraba-raba dan membelai-belai eksplorasi semua tubuhku ini hingga pada hal yang sangat sensitif sekali hingga aku terangsang pula membuatku kaget sekali, alat vitalku kini bangun pula. Bukan hanya itu yang membuatku kaget, selain Giri menjilat-jilati seluruh tubuhku ini hingga semuanya dan aku bagaikan orang yang sedang pasrah saja padahal aku tidak dapat bergerak dan tidak dapat berbicara pula, tangan juga tidak dapat bergerak, badan rasanya lemas sekali, Giri malah selain menjilati dan menciumi bibirku serta hal yang posisitif yang lain termasuk penisku, kini Giri memperkosa aku pula.
Dengan gagahnya Giri memperkosa-ku dengan cara menyodomi aku yang telah tidak berdaya dan mungkin anggapan yang lainnya jika aku ini suka pada suka saja, padahal sebaliknya, aku tidak suka dengan Giri itu, karena dia juga bukan type laki-laki yang aku suka. Aku kesal tidak dapat berbuat apa-apa bagaikan pasrah dinikmati oleh Giri itu hingga Giri itu sendiri bebas sekali menggauliku ini. Tubuhku yang telah lemas ini kini benar-benar semakin sakit karena alat vital Giri menancap dengan sesukanya itu dan berulang kali membuatku semakin sakit pula. Aku meneteskan air mata pula diperkosa seperti itu karena aku tidak suka dengan sosok Giri itu, aku hanya sebatas teman saja. Kini aku bagaikan sedang pasrah dan diperkosa seperti termasuk oral dan lain-lainnya hingga Giri itu sendiri kini mengerang penuh dengan kenikmatan dan memeluk tubuhku sangat keras sekali dalam kenikmatan ereksinya berulangkali itu.
Aku kesal dalam hati dan menangis meneteskan air mata pula dalam pelukan Giri yang masih memeluk aku erat sekali dalam kenikmatannya itu, jika yang memperkosaku / menyodomiku Budi atau Rendy aku akan menikmatinya pula dan mungkin aku akan pasrah saja, tapi ini sosok Giri yang kebetulan bukan type laki-laki yang aku suka itu. Aku ingin melepaskan tubuh Giri yang benar-benar menikmati tubuhku penuh erangan dan desahan dalam nafsu sex-nya itu membuatku ingin meronta dan ingin menghajarnya pula namun apa daya tak bedaya, kedua tanganku juga hanya terkulai lemas saja dan memang aku tidak dapat merespon Giri itu karena tubuhku lemas sekali. Aku benar-benar merasa diperkosa oleh Giri itu disamping teman-temannya yang pada sedang bercinta itu pula. Anggapannya mungkin aku pasrah dan menikmatinya pula. Dekapan dan rangkulan juga pelukan tangan Giri juga hingga keras sekali sehingga tubuh Giri itu menempel pada badanku di atas tempat tidur itu. Bersamaan dengan itu kini muncul Niko dan Budi bersama dua orang Man Escort dan dua orang Lady Escort pada memasuki PPIV Room itu pula.
Menyaksikan aku seperti sedang bercinta dengan Giri itu tampak Niko melangkah meninggalkan rombongannya itu dan langsung menonjok pipi Giri sambil berbicara. “KURANG AJAR LOH, GIRI.! BF GUA LOE MAKAN JUGA.!??” Kata Niko terlihat kesal lalu menatapku yang memang tidak dapat berdaya lagi. “SORRY. GUE GA TAHU, MAS.!” Kata Giri kesakitan hingga yang lainnya pada kaget pula. Dan kini Giri yang masih sedang bersetubuh denganku bangkit kembali sambil meraba-raba pipi dan mulutnya yang bercucuran darah itu. “LOE KAGAK DENGAR PESAN GUA KEMAREN HAH.!?” Kata Niko kini sambil menendang Giri hingga terjatuh dari tempat tidur itu. Dan kini tampak suasana semakin kacau pula karena itu. Kini yang lain pada bangkit saling tatap menatap satu dengan yang lainnya terlihat semuanya pada telanjang ulat dan yang laki-laki alat vitalnya pada bangun semuanya, lalu menatapku yang memang tidak dapat berdaya dan hanya mendengar dan merasakan saja, air mataku menetes secara perlahan-lahan pula.
“SORRY GUA GA TAHU PESAN LOE.!” Kata Giri berusaha bangkin lagi tangannya tetap menyeka darahnya yang bercucuran itu. “GUA UDAH NGOMONG KEMAREN. LOE JANGAN BERPURA-PURA YA, GIR.! SIAPAPUN YANG AKAN MEREBUT BANG RICKY ATAU MAU BERCINTA DENGAN BANG RICKY, HARUS BERANI LANGKANGIN MAYAT GUA DULU.! BANG RICKY ITU BF GUA..!!” Kata Niko sambil menonjok pipi Giri kembali hingga tersungkur pula membuat yang lainnya pada terdiam dan saling tatap menatap sementara house music masih berlanjut bersama freesex dan sex orgy itu. Kini Giri bangkit dan berusaha akan melawan Niko, namun dengan tanggapnya kini Budi melangkah sambil bercibara. “STOP..! STOP.!! SORRY FRIENDS. WAKTU LOE BILANG ITU SI GIRI BELUM DATANG. LOE INGAT KAN, NIK.!?” Kata Budi berusaha menengahinya. Sejenak semuanya hanya terdiam sambil tatap menatap satu dengan yang lainnya, dan kini terlihat semuanya pada telanjang bulat bagai pemandangan gratis saja, lalu mereka pada menatapku yang belum dapat bangkit sedikitpun dan hanya tatapan mata saja, serta air mata yang mengalir secara terus-menerus karena aku juga tidak dapat menerimanya diperkosa / disodomi seperti itu. Apalagi ini berulang kali pula.
“LIHAT BANG RICKY, DIA GA BISA APA-APA. DIA KELELAHAN DAN DIA BUTUH ISTIRAHAT. LOE LIHAT, NIK. TANGAN BANG RICKY DARI TADI SEPERTI ITU. MUNGKIN KEBANYAKAN MINUM JUGA DIA ITU.!!” Kata Budi menujuk posisiku. Lalu semuanya pada menatapku yang memang tak dapat berdaya kembali. Lalu Budi mengambil celana dalamku sambil dipakaikan kembali. “Bang. Siapa yang duluan bercinta dengan Abang!?” Tanya Budi disaksikan oleh semuanya pula. Namun aku hanya dapat meneteskan air mata saja karena memang tidak dapat berbicara juga. “Bang. Bisa bicara-kah, Bang.!?” Tanya Budi. Aku hanya mengeleng-gelengkan kepala saja sambil air mata berurai secara terus menerus, rasanya sakit hati juga aku menjadi sepeti ini. “Abang duluan yang ingin bercinta atau Giri, Bang.?” Tanya Budi. Mendengar pertanyaan seperti itu aku menatap Giri yang masih sedang menyeka darahnya itu. Aku juga tak tahan menahan derita yang aku hadapi seperti ini lalu aku menangis kembali dengan air mata yang semakin mengalir juga. Alat vital Giri besar dan sakit pula bagiku.
“OH, GUA SEKARANG SADAR DAN INGAT..! LOE YANG TADI MENCAMPUR MINUMAN BUAT ABANG GUE KAN.!!??” Kata Niko pada Giri, dijawab oleh Giri secara perlahan-lahan menganggukan kepalanya juga. “DAN LOE MAKSA ABANG GUE AGAR MAU BERCINTA DENGAN LOE JUGA.!?” Tanya Niko disaksikan oleh semuanya. “Ya, Mas..!” Jawab Giri menunduk. “JADI, LOE MAKSA ABANG GUE DENGAN CARA MEMPERKOSA ABANG GUE ITU, HAHH.!? DIA BADANNYA MASIH LEMAH TAHU…!!?” Tanya Niko. “SORRY, GUE GA TAHU..!” Kata Giri. “UDAH TAHU ABANG GUA LEMAH BADANNYA LOE RUSAK DAN LOE RACUN JUGA. DAN LOE PERKOSA JUGA, HAH.!? BANGSAT LOE, GIRI..!!” Kata Niko sambil menyerang kembali pada Giri yang kini berusaha mengelaknya juga. Tapi kini Niko tetap geram sambil berusaha menyerang Giri. Kini semuanya pada berusaha memisahkan orang-orang yang bertikai di dalam ruang PPIV Room itu termasuk Rendy itu tapi tetap tidak berhasil. Dan kini para Man Escort dan para Lady Escort hanya pada terdiam dan pada menghindar pula agar tidak terkena serangan-serangan berbahaya itu.
Menyaksikan suasana semakin kacau di PPIV Room itu, Budi berbicara. “SORRY, FRIENDS, GUE HARUS AMANKAN BANG RICKY INI DULU. DIA BUTUH ISTIRAHAT DAN PERAWATAN JUGA. BADANNYA SANGAT LEMAH. AKAN BERBAHAYA NANTINYA. KONDISIKAN AJA SI NIKO SAMA SI GIRI ITU.!” Kata Budi. “Ok, Boss. Loe bawa saja dulu Mas Ricky ketempat loe itu. Ranselnya sekalian bawa, ada pakaian dari gue juga didalamnya itu.” Kata Rendy dan yang lainnya itu sambil berusaha memisahkan Niko dan Giri yang masih berantem itu. Lalu Bobby memesan taxi pula agar standby didepan pintu hotel itu. Dan aku dipakaikan semua pakaiannya lalu dirangkul oleh Budi dan Bobby yang telah rapih juga pakaiannya sambil dibawa berjalan keluar ruangan PPIV Room dari pintu utama itu. Aku dibawa oleh Budi dengan taxi blue bird menembus remang-remangnya malam ke arah Selatan. Selama perjalanan tampak Budi tidak banyak bicara, namun hanya satu kali saja. “Sabar Bang. Bentar lagi sampai. Biarkan mereka udah pada gede dan pada bisa tahu diri juga.” Kata Budi. Aku hanya diam saja dan pandanganku hampa, diluar dugaan aku diperkosa seperti itu demi kepuasan sex saja.
Dan tampak aku dibawa ke salah satu hotel daerah Melawai, Jakarta Selatan. Aku turun dari taxi dibantu oleh petugas hotel hingga memasuki kamar tempat Budi itu. Dan aku dibaringkan ditempat tidur sambil diselimutin oleh Budi juga, terlihat Budi sosok Polisi yang badannya tinggi sekali dan sangat proporsional ternyata penuh dengan kasih sayang padaku yang sedang malang ini. Aku dibelai-belai mulai dari kening, rambut sambil dipijitin juga dan tampak Budi tidak banyak bicara. Sesekali Budi menatapku secara tatap muka, lalu Budi berbaring kembali disampingku ini. Aku ingin mengucapkan terima kasih saja belum bisa, hanya senyuman saja bersama tetesan air mata agar Budi faham maksudnya ini. Tampaknya Budi faham maksudnya lalu Budi terseyum manis sambil mengecup keningku pula, lalu berbaring disampingku kembali. Sejenak tidak ada yang berbicara hanya tatapan mata dan nafas kedua insan dalam satu kamar hotel berbeda yang tertutup oleh penjagaan para petugas pula dibagian loby bawah itu.
Bersamaan dengan itu terdengar Budi berbicara pada teman-temannya melaui Hand Phone-nya itu agar masalah Niko segera dapat disolusikan dan dikondisikan pula. Kemudian Budi mandi dan setelah mandi Budi memakai piyama, Budi memberikan minum air mineral dan obat penenang, dan kemudian tidur bersamaku pula. Aku sendiri tidur bersama Budi cukup aman dan nyaman, dan Budi memeluk tubuhku ini sepanjang malam. Kadang-kadang Budi juga tanpa sadar membelai-belai bulu dada hingga bulu perutku yang menang berbulu cukup lebat pula, bahkan Budi juga sekali-sekali mencuri kesempatan membelai-belai penisku juga dibalik celana dalam dan selimutnya itu hingga bangun. Dan aku mendengar ucapan Budi berguman walau hanya terdengar pelan sekali. “Pantas saja orang-orang pada suka sama kamu, Bang. Kamu memang unik. Orang Indonesia dari mana dan macam apa pula kamu ini? Bulu dada dan perut ini yang membuat mereka pada suka itu. Dan penis Abang juga cukup lumayan menggairahkan juga..!!” Kata Budi tersenyum disampingku dan bibir mulutnya hampir bersentuhan dengan pipiku ini pula.
Mendengar kata-kata dari Budi seperti itu aku yang terangsang karena dibelai-belai itu hanya dapat tersenyum saja. Kini kejadian kesal dan sakit hati oleh Hadi dan Giri dan yang lainnya mulai serasa pudar karena kini aku ingin tersenyum pula menghadapi sikap Budi dan sekaligus mendengar ucapan Budi itu dan aku juga merasa nyaman dan tenang bersamanya itu. Menyaksikan aku tersenyum semu, kini Budi menjadi tertawa juga dan bangun dari tidurnya, lalu menatapku sambil secara berhadapan tatap muka sementara aku hanya berbaring saja dan belum dapat apa-apa pula. Tampak dimata dan wajah Budi berbicara pula, aura wajahnya terlihat dan terpancar dari tatapan kedua bola matanya pula. Bersamaan dengan itu, anehnya Budi malah mengaktifkan lagu The Power Of Love yang dibawakan Celine Dion melalui Hand Phone-nya itu pula membuatku kaget pula, ko ada kesamaan menyukai lagu-lagu Love Songs itu. Lalu Budi yang kharismatik dan bertubuh sangat tinggi itu dalam keraguannya berbicara sambil tatap muka. “Abang yang malang….. Boleh aku cium bibir Abang yang merah ini.!?” Kata Budi pelan-pelan bicaranya bagai orang yang sedang bisik-bisik pula seperti memenuhi keraguannya itu, dan cara Budi itu mencerminkan pribadi yang baik dan sopan pula menurutku ini tercermin dari caranya itu.
Mendengar pertanyaan dari Budi yang baik dan sopan seperti itu aku hanya terdiam sambil menatap kedua bola mata Budi yang jaraknya hanya sepuluh centimeter saja dari kedua bola mataku ini. Dalam hatiku sejak dulu favorit aku itu type laki-laki Polisi dan ABRI tapi aku belum pernah mendapatkannya juga hingga saat itu. Karena aku kasihan dan suka pada Budi itu juga, secara perlahan-lahan aku hanya tersenyum karena agak malu pula. Mendapati suatu isyarat dariku seperti itu, kini secara perlahan-lahan Budi polisi ganteng ini mendaratkan bibirnya pada bibirku yang telah merah diciumin oleh Giri itu. Tapi kini berciuman dengan Budi sosok seorang Polisi yang aku dambakan sejak lama itu ternyata ada rasa pula.
Kebetulan sosok Budi itu orangnya kharismatik dan sopan juga berwibawa sekali. Aku merasakan ciuman bibir Budi sangat lama dan Budi juga berulang kali menciumi bibirku hingga Budi sendiri pada akhirnya lupa, lalu tengkurap di atas tubuhku yang sedang berbaring lemas ini pula. Namun aku merasakan kenyaman berciuman itu walau secara fisik aku tak berdaya, aneh dan beruntungnya Budi tidak memperkosaku ini, hanya membuatku terangsang saja dalam pelukan hangat Budi sepanjang malam di kamar hotel kawasan Melawai Jakarta Selatan itu.
=====o0o=====

Tester Random – Bersambung Summary 8
(Selengkapnya di buku bersangkutan)
=====o0o=====