FAQ Gay Indonesia 1 dan
Love Disclosure – True Story
Aku
mendapatkan beberapa pertanyaan tentang penulisan dan penyusunan naskah buku dan
blog; pengakuan dan pengungkapan perjalan dan lika-liku kisah nyata yang
berjudul “Love
Disclosure – True Story” dan Blog ini, diantaranya adalah sebagai berikut:
Buku-buku tentang cinta yang dikemas dengan berbagai kemasannya telah banyak di pasaran. Termasuk buku-buku yang lainnya; sangat banyak hingga tak terhitung jumlahnya. Aku menyusun buku dan blog ini karena masih banyak orang yang sangat anti terhadap kaum Gay/Bisex/Transexual, Padahal mereka juga sama-sama ciptaan Tuhan yang Maha Esa, pencipta Alam Semesta ini pula. Aku juga malah mempertanyakan mengapa para kaum Gay/Bisex/Lesbi itu pada dihina, pada diledek, pada di diskriminatif, pada di asingkan, pada dikucilkan, dan lain-lainnya padahal mereka sama dengan kita, manusia pula. Dan mengapa pula mereka dianggap tabu juga sementara perselingkuhan dan poligami berjalan terus dengan akal-akalannya (MA’AF) = “Sunnah Rasul” itu.
Bentuk buku / blog kisah
nyata seperti apa?
Bentuk blog / buku kisah nyata yang aku
susun ini dengan bentuk dokumentasi kehidupan secara naratif dan deskriftif. Hal
ini kami angkat karena masih banyak yang men-tabu-kan tentang blog / buku
Gay/Bisex itu sendiri, sementara sepak terjangnya masih berlangsung sangat
berbahaya sekali. Bentuk blog / bukunya dipadukan juga dengan beberapa lirik
lagu yang sesuai dengan kejadiannya itu karena aku ketika itu juga selalu
mendengarkan lagu-lagu Love Songs bersangkutan.
Berapa halaman buku /
blog itu?
Draft naskah buku “Love Disclosure –
True Story” sekitar 405 halaman ukuran A-5, jika tidak di edit kembali oleh
publisher bukunya itu, dan halaman blog sebagai rangkuman / summary-nya ada
sekitar 10 “Summery” karena panjang sekali, terdapat di kolom menu navigasi
sebelah kiri ini.
Konsep kupasan buku /
blog seperti apa?
Konsep kupasan blog / bukunya secara
naratif investigative; selain aku langsung terjun ke lapangan, aku juga terlibat
dalamnya dan menjadi bagian dari pelaku kehidupan itu. Aku juga terlibat
langsung dalam menghadapi dan menyaksikan semua peristiwa itu yang cukup lama
waktunya hingga bertahun-tahun lamanya pula. Konsep kupasan dan penulisan
bukunya secara naratif dan deskriptif sesuai dengan kejadian peristiwa itu
sendiri.
Siapa saja yang
terlibat di dalamnya?
Yang terlibat di dalamnya itu selain
aku sebagai pasien sekarang, juga para pesakitan itu sendiri, masih banyak yang
lainnya dan tidak dapat disebutkan satu persatu, namun aku hanya menyusun yang
terlibat secara langsung dalam peristiwa itu. Dalam hal ini selain aku sebagai korban
itu, ada beberapa keluarga, teman-temannya, dan lain-lainnya, bahkan ada
beberapa aparat polisi atau ABRI yang ternyata di dalamnya sebagai pesakitan
pula dan/atau pelaku langsung, sama seperti yang lainnya pula, dan sama-sama
saling menjaga privacy-nya masing-masing dalam jaringan Dunia Gay/Bisex itu
pula.
Bagaimana cara
menyusun dan mengumpulkan database untuk naskah blog / buku itu?
Penyusunan naskah buku / blog kisah
nyata seperti dokumentasi kehidupan ini disusun secara kronologis deskriptif sesuai
dengan lika-liku perjalanan peristiwa itu sendiri. Dicatat sesuai dengan
kejadiannya pula termasuk kata-kata dan percakapan itu secara intisarinya saja.
Aku
juga berkomunikasi dengan baik bersama mereka sehingga database (faham dan
lain-lainnya) mereka dapat terserap oleh penulis sesuai dengan target dan
tujuan penulisannya itu sendiri.
Mengapa terlibat
langsung dalam dunia Gay/Bisex itu sendiri?
Aku sendiri tadinya tidak tahu harus
bagaimana. Setelah aku putus dengan tunanganku itu tidak lama kemudian aku
malah bertemu dengan pesakitan (Hadi) itu dan aku berpacaran dengannya karena
memang selama 30 tahun aku menahan rasa dalam hati yang mendua (Bisex) ini. Aku
berpacaran dengan Hadi tapi ternyata selalu diselingkuhin terus karena ternyata
dia Hypersex Gay dan harus bercinta setiap malam/hari tanpa mengenal waktu jika
pada sedang berduaan itu.
Tapi ternyata mantan Boyfriend aku
itu suka ingkar janji pula dan bahkan berulang kali membohongiku ini. Keterlibatanku
itu karena secara alam saja dan tidak disengaja, bebeda dengan selingkuh yang
berulang kali itu padahal kan ada Boyfriend-nya itu. Aku memang bukan hanya
memikirkan sex tapi kesetiaan juga agar sehat. Aku bias bercinta seminggu hanya
tida kali tapi dia harus setiap ahri itu.
Mengapa mengangkat
dunia Gay/Bisex seperti itu?
Yang selama kita lihat hanya manis
saja, dan ternyata dibalik semua itu sungguh sangat mengkhawatirkan dan sangat diluar
dugaan dan sangat mengharukan. Mengapa pula jika siapapun yang akan mengangkat
catatan atau buku tentang dunia Gay/Bisex ke permukaan pada diprotes dan
dicacinya pula? Padahal kita semua tidak sempurna. Mengapa pula kaum minoritas
pada di-tabu-kan padahal cinta-cinta yang lainnya sangat merajalela dan bahkan
disalah gunakan seperti Sunnah Rasul-nya itu dalam kebohongan yang nyata; kawin
kontrak dan lain-lainnya, sementara perselingkuhan dan poligami serta
pemerkosaan tetap berjalan terus. Aku mengangkat dunia Gay/Bisex karena aku telah
terlibat dan sebagai pelaku didalamnya cukup lama dan ada juga beberapa teman
yang DI-TABU-KAN membuat buku tentang Gay/Bisex pula.
Disamping hal tersebut di atas, aku
juga menghadapati peristiwa di lapangan yang sangat luar biasa sekali tentang
kehidupan kaum Gay/Bisex itu membuat aku berfikir serius pula. Termasuk aku
juga melihat dan menghadapi teman-teman yang menjadi korban akibat sepak
terjang para kaum Gay/Bisex itu sendiri. Jika memang peristiwanya tidak di
angkat ke permukaan, sikap dan perilakunya akan tetap seperti musuh dalam
selimut sementara korban akan tetap ada dan jangan sampai pembunuhan atau
mutilasi terjadi kembali akibat sakit hati dan lain sebagainya itu.
Apakah tidak ada lagi
yang lainnya yang dapat diangkat ke naskah blog / buku itu?
Naskah-naskah yang lainnya masih ada
dan menunggu giliran menulis juga. Dan harus disesuaikan dengan kondisi dan
kesempatan yang ada.
Siapa saja yang
terlibat di dalamnya itu?
Yang terlibat di dalam peristiwa
atau kejadian itu banyak sekali, termasuk beberapa teman dan lain-lainnya, dan aku
sendiri sebagai pelaku dan bagian dari kehidupan mereka itu pula. Jika memang
boleh aku katakana hampir semua orang terlibat pula namun mereka pada menutup
mata dan pada menutup mulut untuk menjaga privacy-nya masing-masing agar aib
dalam keluarganya tidak pada diketahuinya pula, termasuk dalam organisasi atau
instansinya pula karena di Indonesia masih di-tabu-kan itu.
Dimana kejadiannya
peristiwa itu?
Kejadian untuk peristiwa “Love
Disclosure – True Story” sebagai Gay Indonesia ini secara centralnya di Jakarta
dan link ke seluruh dunia dengan jaringan khusus dunia Gay/Bisex-nya itu pula
seperti terkupas dalam blog / bukunya itu. Dan ada juga beberapa tempat daerah
yang memang pelakunya itu menginjakkan kakinya bersama yang lainnya itu dalam
perjalanan lika-liku kisah nyata ini. Namun peristiwa terkonsentrasi di Jakarta
hingga lebih dari 10 tahun di Jakarta itu sesuai dengan kronolohi peristiwanya
pula.
Kapan kejadiannya
itu?
Peristiwa terjadinya sekitar mulai
tahun 2000 awal dan menembus perjalanan waktu hingga sekitar kurang lebih 2011
ketika klimaksnya itu, aku sebagai korban dibohongi secara terus menerus hingga
down dan traumatic hingga naskah ini diturunkan pula. Dalam kurun waktu lebih
dari 10 tahun itu kehidupan dunia Gay/Bisex untuk kasus korban saja sangat luar
biasa, tercantum dalam bukunya itu.
Kenapa peristiwa itu
dapat terjadi?
Peristiwa itu terjadi karena selama
ini cinta terlarang dunia Gay/Bisex sangat terselubung itu masing-masing didasarkan
pada pola fikir dan hawa nafsu saja oleh para pelaku yang bersangkutan itu.
Cinta para Gay/Bisex itu tidak di dasarkan pada perjanjian yang syah seperti
hitam di atas putih dan lain-lainnya itu. Mereka pada saling melepaskan hawa
nafsunya saja sehingga semakin banyak korban nafsu sex-nya itu termasuk yang
terkupas dalam Love Disclosure – True Story / blog ini. Dan yang aku garis
bawahin, nafsu para kaum Gay/Bisex ini mungkin telah bawaan sejak lahir, dan
itu dapat kita tanyakan pada Tuhan yang Maha Kuasa mengapa kaum Luth masih
tetap dilahirkannya pula hingga waktu sekarang ini??? Dan mungkin dalam waktu
mendatang itu dalam kepura-puraannya itu dalam sepak terjangnya di masyarakat itu.
Bagaimana hal itu bisa
terjadi?
Hal itu terjadi karena hubungan
intim para Gay-Bisex tidak di dasarkan pada perjanjian hitam di atas putih itu.
Mereka bersikap dan perilaku seenaknya saja, bahkan yang pada mengajak bercinta
secara langsung dengan aku juga banyak sekali. Kebebasan itu yang melatar
belakangi tanpa batasan berhubungan dan bercinta itu yang akibatnya kebebasan
itu membuat bebas berekspresi cinta dan petualang cinta Gay/Bisex-nya itu
hingga pasangannya menjadi korban pula walau telah pada berkomitmen itu seperti
yang terjadi dengan kasus dalam buku Love Dosclosure / blog ini.
Blocking / set
bukunya sepeti apa?
Blocking atau set bukunya
disesuaikan dan disamakan dengan peristiwa kejadiannya itu dan tidak direkayasa
sedikitpun. Baik tempat dan bahasa juga yang lainnya hampir sama pula. Walaupun
khusus dunia Gay/Bisex kami tidak menggunakan bahasa prokem atau bahasa yang
sering digunakan para Transexual itu seperti: Ike, suco, mabal, sekong, lekong,
dan lain-lainnya.
Target pembacanya
siapa?
Target pembaca buku Love Disclosure
– True Story / blog ini siapa saja yang ingin mengetahui kehidupan dunia lain
selain yang selama ini mengetahui cinta yang terkemas dengan berbagai kemasan
dan istilahnya itu. Hal ini di angkat ke permukaan sebagai gambaran kehidupan
dan sebagai kehati-hatinya untuk kita bersama pula. Masalah terlibat atau
tidaknya kelak itu tergantung dari pribadinya masing-masing pula, kita pada
telah dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik dalam kedewasaan
berfikir kita semua ini.!!
Bagaimana dengan
instansi keagamaan dan lain-lainnya?
Justeru hal ini akan kami sampaikan
pula, mengapa kaum minoritas seperti gay/Bisex/Lesbi dan lain sebagainya
mengapa pada dihina, pada diledek, pada dikucilkan, pada di asingkan dan
lain-lainnya, bahkan pada ditertwakan didepan orang banyak, termasuk para
transsexual itu pula. Bukannya mereka juga sama-sama ciptaan Tuhan sama seperti
kita semua? Mengapa tidak ada yang membelanya sesama makhluk Tuhan ini di
Negara yang ber-religi umat Islam ini? Mengapa pada diharamkan tapi mengapa
Tuhan tetap menciptakannya secara terus-menerus pula? Mengapa tidak bertanya
pada Tuhan, mengapa Tuhan menciptakanan makhluk seperti ini hingga sekarang
pula? Mengapa menyalahkan manusia atau kaum Gay/Bisex/Lesbi/Transexual saja?
Katanya Indonesia ber-religi yang saling mengharagi satu dengan yang lainnya
namun jika ada sedikit saja kurang, langung pada divonis dan pada hujatnya pula
bahkan pada diasingkan dalam pengucilannya itu. Mana perlindungan untuk kaum
minoritas itu, katanya saling mencintai dan saling mengharagai juga saling
menghormati.!???
Bagaimana dengan
anak-anak yang pada membaca buku itu sendiri?
Anak-anak yang pada membaca buku /
blog itu harus disertai oleh orang tuanya atau guru pembimbingnya dan diberi
pengertian yang angat luas, jika kita semua ini hasil ciptaan Tuhan, pencipta
alam semesta ini pula. Kami ada dan lahir atas karena kehendakNya. Namun sikap
dan perilaku kami ternyata sebagian hanya atas hawa nafsunya itu dan
mengorbankan orang lain. Tergantung cara dan bahasa penyampaian pada anak-anak
itu sendiri.
Harga bukunya
bagaimana?
Harga buku itu sendiri tergantung
dari publishernya.
Harapan diterbitkannya
dari buku itu apa?
Harapan dari diterbitkannya dari
buku ini adalah sebagai gambaran kehidupan yang selama ini terselubung dan
terlarang. Agar semua pada dapat mengetahuinya gambaran kehidupan yang selama
ini tertutup dan terselubung itu. Disamping itu juga pembelajaran bagi semuanya
baik kita semua maupun para kaum Gay/Bisex/Lesbi/Transexual dan semuanya tidak
dapat disebut satu persatu. Jika memang peristiwa itu hanya disekap dan
dibungkam, sama seperti dengan kasus Love Disclosure True Story ini pula, dan
pada akhirnya meledak pula ke permukaan. Mengapa di-tabu-kan itu sementara
perselingkuhan dengan berbagai alasannya termasuk “Sunnah Rasul” itu berjalan
terus..!!??
Bagaimana untuk dapat
menghubungi korban / pasien / pesakitan ini?
Korban/pasien/pesakitan untuk
sementara sukar untuk dihubungi sejak kejadian peristiwa (Baca Buku
selengkapnya) itu, kecuali hanya orang-orang tertentu yang dapat dianggap
dipercaya demi kebaikan mental dan jiwaku ini. Kini aku sebagai pasien itu
masih dalam rehabilitasi ditempat terasing dan terpencil dan sukar untuk
menembus ke tempat itu. Mohon ma’af aku tidak dapat dihubungi karena aku belum
dapat konsentrasi, mentalku masih down. Aku hanya ingin mendapatkan pekerjaan
kembali seperti semula.
=====o0o=====